IDEOLOGI
Pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata: ideos artinya pemikiran, dan logis artinya logika, ilmu, pengetahuan.
Dapatlah didefinisikan ideologi merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita.
Dapat dikatakan bahwa ideologi merupakan rumusan alam pikiran yang terdapat diberbagai subyek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk direalisasikannya.
Ideologi juga merupakan mythos yang menjadi political doctrin (doktrin politik) dan political formula (formula politik).
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat tentang bagaimana cara yang sebaliknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku mereka bersama dalam berbagai segi kehidupan duniawi mereka.
Ideologi juga memiliki arti: konsepsi manusia mengenai politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan untuk diterapkan dalam suatu masyarakat atau negara.
Menurut Antonio Gramsci, ideologi lebih dari sekedar sistem ide. Bagi Gramsci, ideologi secara historis memiliki keabsahan yang bersifat psikologis. Artinya ideologi ‘mengatur’ manusia dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak, mendapatkan kesadaran akan posisi mereka, perjuangan mereka.
Dalam penggunaan Marx dan Engels, istilah ini mengacu pada seperangkat keyakinan yang dijadikan sebagai objek, padahal sebenarnya tidak lain tidak bukan hanya mencerminkan kondisi-konsisi material masyarakat.
IDEOLOGI MARXIS
Ideologi adalah rasionalisasi kolektif dari sebuah kelompok, dimana rasionalisasi adalah ideologi pribadi bagi setiap individu.
Konsepsi ideologi awalnya digunakan oleh Marx dan Engels untuk menyerang kalangan Hegelian Muda, namun pada gilirannya ia mendapatkan peran yang lebih umum dalam ciri struktur sosial dan perubahan sejarah.
Peran yang lebih umum ini dapat dapat dibuktikan dalam The German Ideology, sebagaimana disitu Marx dan Engels berusaha mengaitkan produksi dan penyebaran ide dengan relasi antar kelas. ‘ide penguasa (ruling class)’, keduanya berpendapat, ‘terdapat pada setiap ide yang dominan, yaitu kelas yang mengatur kekuatan material masyarakat dan pada saat yang sama menjadi kekuatan intelektual yang berkuasa.
Ideologi menurut konsepsi epifenomena merupakan sistem ide yang mengekspresikan keinginan kelas dominan tapi juga mencerminkan relasi antar kelas dalam bentuknya yang ilusif.
Ideologi mengekspresikan keinginan kelas dominan dalam arti bahwa ide-ide yang membentuk ideologi adalah ide-ide yang—dalam periode sejarah tertentu—mengartikulasikan ambisi, perhatian dan pertimbangan kelompok sosial dominan sebagai cara melindungi dan mempertahankan posisi dominasinya.
Tapi ideologi mencerminkan relasi antar kelas secara ilusif apabila ide-ide tersebut tidak secara tepat menggambarkan sifat dan posisi relatif kelas yang diperhatikan; dan tidak mencerminkan relasi itu dengan cara yang sesuai dengan keinginan kelas dominan.

0 Comments: