TEORI MARXISME - FILSAFAT MATERIALISME

TEORI MARXISME - FILSAFAT MATERIALISME


MATERIALISME

Filsafat yang menyatakan bahwa dunia ada dengan tidak bergantung kepada kesadaran, sensasi atau pengalaman, “materi adalah kenyataan yang objektif yang diberikan kepada kita dalam sensasi.
Materi, alam–yang jasmaniah–adalah primer; dan
Jiwa, kesadaran, sensasi–kejiwaan–adalah sekunder”.
Materialime dalam konteks pembahasan filsafat sering dilawankan dengan idealisme.
Materialisme yang juga lazim disebut serba zat merupakan bagian dari filsafat metafisika dan terutama ontologi.
Zatlah yang menjadi sifat dan keadaan terakhir kenyataan.
Segala keadaan dan kejadian berasal dari metari.
Unsur dasar seluruh kenyataan adalah zat.
Materialisme adalah ajaran yang meletakkan keunggulan faktor-faktor material atas yang spiritual dalam metafisika, teori, nilai, fisiologi, epistemologi atau penjelasan historis.
Pada kutub ekstrem, materialisme merupakan keyakinan bahwa tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak.
Pikiran (roh, kesadaran, jiwa) tidak lain adalah materi yang sedang bergerak.
Pada kutub ekstrem lainnya, materialisme merupakan keyakinan bahwa pikiran sungguh-sungguh ada tetapi disebabkan oleh perubahan-perubahan material dan sama sekali tergantung pada metari.
Pikiran tidak memiliki kedayagunaan kausal, juga tidak mutlak perlu untuk berfungsinya alam semesta material.
Duehring mengembangkan suatu materialisme non-dialektis, yang mendukung kapitalisme yang dimurnikan, dan diserang baik oleh Marx maupun Engels.

JENIS-JENIS MATERIALISME

1) Materialisme Rasionalistis: menurut materialisme rasionalistis, seluruh kenyataan dapat dimengerti seluruhnya berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);
2) Materialisme Mitis atau Biologis: menyatakan bahwa dalam peristiwa-peristiwa material terdapat misteri yang mengungguli kita. Misteri itu tidak berhubungan dengan suatu prinsip imaterial;
3) Materialisme Parsial: diajurkan oleh orang-orang yang dalam bidang apapun mereduksikan unsur imaterial atau formal pada sesuatu yang material dan karenanya menyangkal adanya ciri khusus unsur imaterial atau formal;
4) Materialisme Antropologis: muncul dalam dua bentuk. Pertama, materialisme yang membantah adanya jiwa. Jiwa disamakan dengan materi dan dengan perubahan-perubahan fisik-kimiawi dengan materi. Kedua, materialisme yang menyangkal adanya ketidaktergantungan eksistensial jiwa pada materi;
5) Materialisme Dialektis: memadukan pandangan bahwa yang nyata adalah materi semata-mata disatu pihak dengan “dialektika” Hegel, dipihak lain. Penerapan materialisme dialektis pada kehidupan sosial menumbulkan materialisme historis;
6) Materialisme Historis: hakikat sejarah terjadi karena proses-proses ekonomis. Materialisme dialektis dan materialisme historis menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan sejarah rohani dan perkembangan manusia, hanya merupakan akobat-akibat dan refleksi-refleksi ekonomis manusia.
Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: