TEORI MARXISME - FILSAFAT IDEALISME

TEORI MARXISME - FILSAFAT IDEALISME


IDEALISME

Idealism sebuah istilah yang pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz awal abad ke-18.
Beberapa pengertian idealisme:
Teori bahwa alam semesta adalah suatu penjelmaan pikiran; 
Untuk bereksistensi realitas tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran; 
Seluruh realitas itu bersifat mental (spiritual, psikis). Materi, yang fisik tidak ada; 
Tidak ada pengetahuan yang mungkin selain keadaan-keadaan dan proses-proses mental, dan itu saja yang ada; 
Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan seterusnya, dan bukan berkenaan dengan materi; 
Hanya aktifitas berjenis-pikiran (mind-tipe) dan isi pikiran yang ada. Dunia eksternal tidak bersifat fisik. 

Beberapa tipe filsafat idealistis:
Idealisme subyektif  (menyandarkan idealisme pada keunggulan hakikat moral). Schelling 
Idealisme objektif (alam tidak lain adalah intelegensi yang kelihatan, filsafat yang mengidentikkan realitas dengan ide, akal, atau roh). Schelling-Barkeley 
Idealisme absolut (sebagai sintesis lebih tinggi dari idealisme subyektif dan objektif untuk menggambarkan tesis dan antitesis). Hegel 
Idealisme transendental atau idealisme kritis (isi pengalaman langsung tidak dianggap sebagai benda dalam dirinya sendiri, dan ruang dan waktu merupakan forma intuisi kita sendiri. Schelling telah menggunakan idealisme transendental sebagai pengganti idealisme objektif). Kant 
Idealisme epistemologis (kita membuat kontak hanya dengan ide-ide, atau pada peristiwa manapun dengan entitas-entitas psikis). Descrates-Locke 

PREMIS POKOK IDEALISME

Premis pokok yang diajukan oleh idealisme ialah jiwa mempunyai kedudukan yang diutamakan oleh alam semesta.
Seorang penganut idealisme sampai pada pendiriannya mengenai kenayataan tersebut berdasarkan atas analisa tentang hakekat perbuatan mengetahui. 
Istilah-istilah terpokok yang dipergunakan oleh penganut idealisme meliputi, roh, akal, nilai dan kepribadian.
Jika kita menganalisis:
(1) Hakekat terdalam pengalaman anda, 
(2) Ketertiban dan susunan alam semesta, 
(3) Adanya nilai di alam semesta, 
maka kita akan sampai pada pendirian penganut idealisme berdasarkan atas tuntutan akan keruntutan dan akal kita.
Pengalaman dan pengetahuan tergantung pada akal yang mengetahuinya. Apapun juga yang diketahui pada akhirnya berupa ide, artinya, sesuatu yang berhakekat akal. 
Karena itu maka sama sekali tidak  mungkin ada pengetahuan, kecuali jika dunia yang nyata atau obyek pengetahuan berhakekat akal juga.

IDEALISME JERMAN

Idealisme Jerman merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu dari terobosan-terobosan filosofis yang sangat penting dalam sejarah manusia. Dalam waktu singkat sekitar 40 tahun (1790-1830) muncul suatu gerakan intelektual dengan kedalaman dan kekayaan yang tiada bandingannya. 
Gerakan tersebut disebut sebagai idealisme karena baginya eksistensi dari ide identik dan dengan demikian dengan caranya sendiri merupakan suatu pembaharuan atas Platonisme.
Gerakan itu disebut Jerman karena mulai dengan Immanuel Kant dan dikembangkan lebih lanjut oleh para penerus asal Jerman. Wakil-wakil utama adalah Fichte, Schelling dan Hegel.
Kendati ada perbedaan mendalam tentang pokok-pokok tertentu, semua sepakat tentang pokok-pokok tertentu, semua sepakat tentang dua ide dasar: keunggulan pikiran atau roh dan gerakan dialektis. 
Rasio adalah ide dari segala ide dan basis primordial mutlak. Rasio mengendalikan dirinya sendiri. Dan segala sesuatu lainnya dalam dirinya sendiri merupakan momen-momen atau tampakan-tampakan yang berkembang sendiri. 
Karena itu rasio pada hakikatnya merupakan sumber menjadi. Jalan yang harus diikuti menjadi dan diatur oleh gerakan dialektis. 
Bahkan pemikiran kita sendiri harus memenuhi dirinya sendiri menurut gerakan ini, kalau ia berharap untuk memperoleh kebenaran absolut secara filosofis.
Idealist conception of history adalah pemahaman proses historis berdasarkan pengakuan akan ciri dasar kesadaran sosial. 
Konsep ini memutlakkan dan memistikkan faktor subjektif dalam sejarah. 
Akar epistemologis konsepsi idealisme sejarah terletak dalam kesulitan membedakan faktor-faktor objektif sejarah yang ada dibelakangnya dalam proses produksi material dan peranan mencolok gagasan-gagasan dan kegiatan sadar pribadi-pribadi terkemuka dalam peristiwa historis.
Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: