FILSAFAT FEUERBACH
Filsafat Feuerbach disebut orang juga naturalisme atau serba alam, sebab hidup alami (duniawi) merupakan dasar yang amat utama. Serbazat mula-mula diperuntukkan bagi ilmu (terutama ilmu alam).
Dari sini baru lahir dialektika materialisme atau sosiologi materialisme atau historis materialisme, yaitu filsafat yang dibangun oleh Marx & Engels.
Feuerbach mula-mula penganut Hegel,yang menurut Feuerbach tumpuan terakhir rasional agama. Bagi Feuerbach, esensi agama adalah proyeksi sifat-sifat manusia.
Menantang kepercayaan akan keabadian hidup, melakukan polemik dengan agama, menerangkan agama secara antropologi; manusia mencipta Tuhan menurut gambarannya sendiri, kepercayaan agama adalah hasil kebudayaan.
Perlawanannya terhadap Hegel: pikiran ditentukan oleh ujud. Feuerbach berpegaruh besar atas perkembangan materialisme Marx
SUBTANSI PEMIKIRAN MATERIALISME FEUERBACH
[1] Feuerbach memandang filsafat Hegel sebagai puncak rasionalisme modern, tetapi dalam suasana semacam ini dominasi agama tetap mewarnai kehidupan sehingga dunia materi khususnya “manusia” tidak ditempatkan pada martabat semestinya.
[2] Untuk membuktikan oposisinya terhadap Hegel, Copleston dalam A History of Philosophy menyebutkan bahwa bagi Feuerbach ide-ide yang menjelma dalam kesadaran (conscience) tidak lain dari pernyataan alam, oleh karena itu ide menyusul alam, bukan alam yang menyusul ide.
[3] Feuerbach menggariskan filsafatnya dengan corak meterialistis, meskipun filsafat yang disenanginya adalah filsafat organisme. Kecenderungan ini timbul karena Feuerbach pun tidak setuju dengan faham materialisme kasar yang dikembangkan oleh penganut materialisme mekanis sebelumnya—menurut Marx materialisme Feuerbach tetap vulgar menggambarkan manusia sehakikat dengan mesin.
[4] Marx menentang faham Feuerbach, karena manusia tidak semata tergantung pada kondisi materi tetapi pada kondisi sosial, yaitu hidup dalam masyarakat “social being that is, the life of the community”. Disini Feuerbach telah mengabaikan corak historis serta hubungan sosial manusia

0 Comments: