NILAI
Inggris: value, dari bahasa Latin: valere (berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat). Beberapa pengertian:
1) Harkat. Kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan,
2) Keistimewaan: Apa yang dihargai, dinilai tinggi, atai dihargai sebagai suatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif adalah “tidak bernilai” atau “nilai negatif “. Baik akan menjadi suatu nilai dan lawannya (jelek, buruk) akan menjadi suatu “nilai negatif” atau “tidak bernilai”.
3) Ilmu ekonomi, yang bergelut dengan kegunaan dan nilai tukar benda-benda material, pertama kali menggunakan secara umum kala “nilai”. Nilai adalah kerja yang diperlukan oleh masyarakat yang terjelma didalam barang dagangan. “Nilai-pakai barang dagangan berbeda begitu jauh sehingga nilai-pakai itu tidak bisa dibandingkan secara kuantitatif.
Marx mengatakan: ‘Jika kita menyampingkan nilai-pakai barang dagangan, maka pada barang-dagangan itu akan tinggal satu sifat yang sama, yaitu mereka adalah hasil kerja’.
Nilai diukur (atau besarnya nilai ditentukan) oleh jumlah jam kerja yang terkandung (atau terpadu, terjelma) dalam barang dagangan itu.
“Apakah ini berarti bahwa lebih malas dan lebih bodoh pekerja itu, akan lebih besar pula nilai barang dagangannja? Sudah tentu tidak.
Kalau kita mengatakan bahwa nilai dari suatu barang dagangan ditentukan oleh jumlah kerja yang dipergunakan dalam memproduksinya, atau kerja yang terwujud didalamnya, maka kita maksudkan waktu kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu barang dalam keadaan-keadaan produksi yang normal dan dengan tingkat rata-rata kecakapan dan kegiatan yang berlaku pada waktu itu”.
NILAI—TEORI
Theory of Value (teori nilai) merupakan nama, bersama aksiologi, untuk bidang filsafat, yang menyelidiki hakikat nilai dan valuasi (perkiraan, pandangan tentang nilai).
Pada umumnya, teori-teori nilai dapat dibagi kedalam teori yang menghubungkan nilai dengan “minat” atau “kepentingan” dan mengandaikan nilai-nilai mempunyai segi objektif dan dikenal oleh intuisi.
Tetapi ada pembedaan-pembedaan lain yang memperluas kerangka pembagian diatas. Tergantung pada teori, nilai-nilai dipandang sebagai kognitif atau non-kognitif, objektif atau subjektif, absolut atau relatif, natural atau non-natural, esensialistik atau eksistensialistik, dan dapat dibenarkan atau tidak dapat dibenarkan.
Teori Nilai: yaitu teori yang menyatakan bahwa nilai setiap objek ditentukan oleh jumlah kekuatan buruh yang dibutuhkan masyarakat yang tercakup dalam karya-karyanya. Inilah yang kemudian populer dengan teori nilai dan teori nilai lebih.
Teori ‘surplus value’ merupakan analisis Marx yang penting tentang bagaimana eksploitasi atau pencurian terjadi antara buruh dan kapitalis terjadi.
NILAI-LEBIH
Perbedaan diantara nilai tenaga kerja, yang diterima oleh buruh dalam bentuk upah, dengan nilai yang diciptakan olehnya dalam proses produksi.
Perbedaan ini menjadi kepunyaan si kapitalis. Penghisapan berarti dimilikinya nilai-lebih yang diciptakan oleh kaum buruh ini oleh kaum kapitalis.
“Kapitalis yang menghasilkan nilai-lebih, yaitu yang memeras tenaga kerja yang tidak dibayar langsung dari kaum buruh dan menambahkannya pada barang dagangan, sudah tentu merupakan pemilik yang pertama tapi sekali, bukan pemilik yang terakhir daripada nilai-lebih ini.
Dia harus membaginya dengan kapitalis-kapitalis, dengan tuan tanah-tan tanah, dll., yang melakukan fungsi-fungsi lainnya dalam lingkungan produksi sosial”.
Nilai-lebih adalah sumber penghasilan bagi kelas kapitalis–keuntungan bagi kaum kapitalis industri (dan pedagang), sewa bagi tuan tanah, dan renten bagi pemilik kapital-uang (bankir-bangkir, pemegang surat obligasi, dll.).
NILAI-PAKAI
Sesuatu yang memenuhi kebutuhan manusia. Suatu hasil kerja yang memenuhi sesuatu kebutuhan manusia, dan dibuat untuk dijual dipasar.
Setiap barang dagangan mempunyai nilai dan nilai-pakai, tak ada sesuatupun yang bisa mempunyai nilai tanpa menjadi benda yang berfaedah.
Kalau sesuatu itu tidak berguna, demikian pulalah halnya dengan kerja yang terkandung didalamnya; kerja itu tidak terhitung kerja, dan oleh karena itu tidak menciptakan nilai.
NILAI-TUKAR
Nilai suatu barang dagangan yang dinyatakan dalam perbandingan dengan nilai barang dagangan lainnya”.
Bentuk luar atau yang berwujud, dari nilai, “bentuk satu-satunya dimana nilai barang dagangan bisa memperlihatkan diri atau bisa dinyatakan”.
“Nilai-tukar (atau nilai saja) pertama-tama memperlihatkan diri sebagai perbandingan, perimbangan, yang didalamnya sejumlah nilai-pakai tertentu dari satu macam ditukar dengan sejumlah nilai-pakai tertentu dari macam lain”.
SURPLUS VALUE (SV)
(Buruh yang telah bekerja lebih dari jam kerja, ternyata tidak memiliki hak untuk mendapatkan tambahan pendapatan secara proporsional)
Dalam setiap usaha yang dilakukan oleh unit produksi masyarakat, maka pihak pengusaha sudah selayaknya menerima keuntungan. Adilnya harus terjadi pembagian keuntungan secara rational, artinya keuntungan harus terpilah pada pengusaha dan buruh secara proporsional. Karena disamping modal usaha yang dimiliki oleh pihak pengusah, maka buruh telah bekerja keras untuk meningkatkan produksi. Pada awalnya sumber keuntungan pengusaha atau pemilik modal menumpuk menjadi Surplus Value (SV)
UANG
Barang dagangan istimewa yang berlaku sebagai ukuran nilai dan sebagai alat sirkulasi. Uang adalah “wakil yang umum dari kekajaan materiil”. Uang mempunyai tugas-tugas sebagai:
1) Ukuran nilai dan patokan harga;
2) Alat sirkulasi. (Dalam fungsi ini, nilai uang penuh–emas–bisa diganti dengan pengganti atau simbolnya sendiri, seperti uang kertas bank, uang kertas, mata-uang perak dan tembaga);
3) Alat pembayaran;
4) Alat untuk mengumpulkan atau menimbun. (Penimbunan adalah lebih biasa dalam tingkat permulaan dari kapitalisme: kini sikapifialis terpaksa terus-menerus menanamkan kembali modalnya dalam produksi dan untuk memperluas produksinya);
5) Uang umum, yaitu untuk mengatur perdagangan antara berbagai negeri. “Fungsinya sebagai alat pembayaran dalam menyelesaikan neraca internasional merupakan fungsinya yang pokok”.
UPAH
Pernyataan monetair dari nilai, atau harga, tenaga-kerja, tetapi yang tampak dalam bentuk “harga kerja”.
Upah (upah-tiap jam, upah-potongan, hadiah, dsb) tampaknya sebagai pembayaran untuk seluruh kerja si buruh; oleh karenanya, penghisapan kapitalis, yaitu pemilikan atas nilai-lebih, tersembunyi.
“Nilai tenaga-kerja ditentukan, sebagaimana halnya dengan setiap barang dagangan lainnya, oleh waktu-kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya, dan karenanya juga untuk memproduksi barang yang istimewa ini, dengan perkataan lain, nilai tenaga-kerja adalah nilai keperluan-hidup yang dibutuhkan untuk hidup si buruh”.



0 Comments: