TEORI MARXISME - KELAS & PROLETARIAT

TEORI MARXISME - KELAS & PROLETARIAT


ALIENASI

Inggris: alienation, Latin: alienatio. Pandangan Marx tentang alienasi dibentangkan dalam karyanya Economic and Philosophical Manuscripts of 1844. 
Alienasi merupakan konkretisasi hakikat batin manusia yang kemudian menjadi barang mati, dan menceraikan manusia yang satu dari yang lain. 
Dalam arti yang lebih umum, individu yang mengalami alienasi merupakan tema yang sering dibicarakan dalam eksistensialisme, mungkin paling kentara dalam konsep inautentisitas (ketaksejatian). 
Marx meletakkan dasar keterasingan manusia pada tiga hal: 
Pertama, keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap hukum negara Hegel. 
Kedua, keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap agama. Gagasan Karl Marx tentang kritik terhadap agama bertolak dari pemikiran Feurbach (1804-1872). 
Ketiga, keterasingan manusia Karl Marx berangkat dari kritik terhadap masyarakat kapitalisme.

Kerja & Alienasi

Konklusi mengenai alienasi/ keterasingan manusia didasarkan pada:


Jalan berfikir Marx tentang alienasi (“keterasingan”) adalah sebagai berikut: 
Manusia pada hakekatnya adalah pencipta, yang memanfaatkan sumber-sumber daya alam untuk kehidupannya: ia membentuk dan mengembangkan dirinya dengan bekerja merubah dunia di sekitarnya bersama sesama manusianya. 
Namun dengan berkembangnya kapitalisme, dunia sekitarnya, khususnya hasil ciptaannya, bukan lagi milik dia. 
Dunia sekitarnya menjadi asing bagi dia, karena dengan meluasnya hak milik pribadi (private property), benda-benda di sekitarnya sudah menjadi milik orang lain. 
Itu merupakan lapis pertama alienasinya. 
Lapis kedua adalah keterasingan manusia (baca: buruh) dari proses produksi. 
Selanjutnya, lapis ketiga adalah keterasingan sang buruh dari dirinya sendiri, dari apa yang Marx sebutkan species-being-nya; 
sedangkan lapis keempat adalah keterasingan sang buruh dari sesamanya.

Kerja sebagai Penyebab Keterasingan

Proposisi materialistik menjadi starting point teori Marx: 1} Fakta sejarah memperlihatkan karakter materialistik dari tatanan sosial, dimana ekonomi mengatur hubungan manusia, pada saat yang sama Proposisi Kritik menyatakan 2} Hubungan yang ada antara kesadaran dan eksistensi sosial adalah hubungan semu yang harus dihapuskan, sebelum hubungan sejati bisa dibangun (kesadaran kelas tertindas)
Ketika masyarakat modern terbentuk, pekerja menjadi semakin miskin dengan semakin banyaknya barang yang ia produksi dan semakin tinggi kekuatan dan jangkauan produksinya.
Semakin banyak komoditas yang ia hasilkan, pekerja menjadi komoditas yang murah.
Seiring dengan eksploitasi (verwertung) tersebut terhadap dunia obyektif terjadilah depresiasi dunia manusia.



KELAS

Sebagian penduduk yang mempunyai hubungan tertentu dengan alat-alat produksi. 
Kaum kapitalis memiliki pabrik-pabrik, tambang-tambang, dll., dan merekalah yang merupakan klas kapitalis. 
Kaum buruh bekerja ditambang-tambang dan di- pabrik-pabrik, tetapi mereka tidak memiliki tambang-tambang dan pabrik-pabrik itu; mereka adalah klas buruh. 
Klas-klas yang pokok dalam masyarakat modern ada dua: kaum kapitalis (borjuasi) dan kaum pekerja-upahan (proletariat). 
Pada zaman dulu ada kaum pemilik budak, ketika kaum pekerja menjadi budak sebagai barang dengan tidak mempunyai suatu hak hukum atau hak sosial apapun juga; kemudian tuan-tuan feodal dengan hambanya (kaum pekerja pertanian dan abdi kaum pemilik tanah) yang terikat pada tanah; juga ada klas-klas kepala gilda, kenet, pedagang, dsb.

Konsep Kelas



KESADARAN KELAS

Pengertian pada kaum buruh (kaum proletar), bahwa 
(a) mereka merupakan satu kelas, nasional dan internasional, terpisah dari semua kelas lainnya; 
(b) kepentingan-kepentingan kelas mereka bertentangan secara tak terkompromikan dengan kepentingan-kepentingan kaum kapitalis terhadap siapa mereka harus mengorganisasi dan memperjuangkan tuntutan-tuntutan ekonomi dan sosial mereka; 
(c) tujuan mereka yang terakhir haruslah Sosialisme, yaitu, mereka harus berjuang untuk menjadi “kekuatan yang berkuasa dalam Negara” sebagai langkah kearah pembebasan “seluruh masyarakat dari penghisapan, penindasan dan perjuangan kelas”.

Bagaimana Kelas Sosial Muncul?



EKSPLOITASI KELAS

Bertolak dari oposisi antara “kaum kapitalis” yang memiliki sarana produksi dan “proletariat” yang tidak memiliki sarana produksi, Marx menafsirkan kapitalisme dengan teorinya mengenai nilai lebih kerja sebagai suatu sistem eksploitasi kelas buruh oleh kaum kapitalis. 
Alasannya ialah, kaum kapitalis menyimpan bagi dirinya sendiri nilai lebih itu yang dihasilkan oleh kaum pekerja. 
Akumulasi dan konsentasi kekayaan dalam tangan kelompok kapitalis yang semakin lama jumlahnya semakin kecil, bersama dengan hukum kemunduran tingkat keuntungan, menuju kepada kehancuran-diri sistem eksploitasi itu. Pada akhirnya, terjadilah “pengambil-alihan” oleh kelas buruh. 
Artinya, kelas buruh (proletariat) memegang kendali sarana produksi dan untuk sementara membangun “kediktatoran proletariat” sebagai tahap awal dalam transisi ke “masyarakat tanpa kelas”. 
Berbeda dengan bentuk-bentuk sosialisme lama, yang ditolaknya sebagai bersifat “utopian”, Marxisme menyatakan dirinya sebagai “sosialisme ilmiah”. 
Akan tetapi Marxisme juga tenggelam dalam mimpi utopianya sendiri mengenai suatu masyarakat tanpa kelas. Apa sebab? Sebab, penentuan cita-cita terakhir, tidak soal bagaimana hakikatnya, bertentangan langsung dengan prinsip dialektis. 
Elan (daya dorong) revolusioner Marxisme juga bertentangan dengan determinisme ekonomis yang sempit, yaitu materialisme historis.
Dalam Marxisme lama, yang disebut—“cikal bakal liberalisme dan individualisme borjuis”—dikorbankan kebebasan demi menghasilkan lebih banyak barang-barang material diperkirankan akan menjadikan manusia pada akhirnya tidak mampu menata kehidupannya dalam suasana kebebasan manakala dia memiliki kekayaan barang konsumsi. 
Marxisme modern (Leninisme, Stalinisme) telah berubah menjadi suatu kolektivisme sempit: Produksi barang material tidak lagi diarahkan kepada peningkatan eksistensi personal, melainkan kepada pertumbuhan kekuatan kolektif tersebut.



KONTRADIKSI

Inggris: contradiction; Latin: contradicere (menyangkal, membantah, menentang), dari contra (melawan) dicere (berkata; berbicara). Beberapa pengetian: 
1) Pernyataan mana saja yang memang (dengan sendirinya)—menurut definisi logis—selalu salah; 
2) Pernyataan apa saja yang kesimpulan akhirnya kebenarannya salah; 
3) Negasi terhadap suatu pernyataan; 
4) Kategori yang menunjukkan sumber internal semua gerak dan perkembangan (yang bersifat eksternal). 

KONTRADIKSI KELAS

Pembagian kerja dan pemilikan pribadi adalah pertentangan antara kepentingan-kepentingan materiil dalam kelas-kelas sosial yang berbeda. 
Suatu analisa yang lebih eksplisit mengenai kelas-kelas sosial dan pentingnya konflik kelas dalam menimbulkan perubahan sosial. 
Secara implisit mengenai hubungan-hubungan ekonomi, struktur politik dan alienasi

KONTRADIKDI: Kelas Sosial & Kesadaran Kelas

Kontradiksi antar kelas dlm masyarakat berujung  pada kesadaran kelas. 
Kontradiksi tersebut dapat digambarkan: 

Sejarah semua masyarakat  yang ada hingga saat ini adalah sejarah perjuangan kelas. (The Communist Manifesto, 1848)

GERAKAN BURUH 

Berbagai organisasi kaum buruh (partai politik, serikat buruh, koperasi, dll.) yang mewakili kepentingan-kepentingan kelas mereka dan, pada hakekatnya, perjuangan untuk Sosialisme. “kelas buruh adalah revolusioner atau ia tidak berarti samasekali”. Tiga sifat khusus lainnja dari Gerakan Buruh ialah: 
1) Pengertian yang bersejarah, yaitu, permulaannya dengan pembentukan organisasi-organisasi yang pertama, yaitu perhimpunan-perhimpunan atau serikat buruh yang mula-mula dan lenyapnya dalam sejarah dengan berdirinya Sosialisme; 
2) Bertambah besarnya kekuatannya secara kualitatif yang timbul dari kesatuan usaha-usaha semua golongan dalam Gerakan Buruh ditiap negeri, dan persatuan Gerakan Buruh disemua negeri. 
3) Partai Komunis adalah pelopornya.

PROLETARIAT

Merupakan ‘suatu kelas yang memiliki mata rantai yang radikal’; proletariat merupakan suatu lingkungan masyarakat yang mempunyai suatu sifat universal, karena penderitaan universalnya, yang tidak menuntut satu hak khusus pun karena tiada kesalahan khas—namun kesalahan tanpa syarat—yang dibebankan kepadanya.” 
Proletariat melokalisasi diri di dalam dirinya sendiri semua keburukan yang paling dahsyat dalam masyarakat. 
Proletariat hidup dalam kondisi-kondisi kemiskinan, yang bukan merupakan kemiskinan alamiah yang diakibatkan oleh kekurangan sumber-sumber daya, akan tetapi merupakan hasil ‘buatan’ organisasi kontemporer dari produksi industri. 
Oleh karena proletariat merupakan penerima dari ketidakrasionalan dalam masyarakat yang terkonsentrasi akibatnya ialah bahwa emansipasinya pada saat yang sama juga merupakan emansipasi masyarakat dalam keseluruhannya.

PERJUANGAN KELAS

Perjuangan antara kaum penindas dengan kaum tertindas, antara kaum pemilik alat-alat produksi dengan massa pekerja yang tidak mempunyai sesuatu apapun kecuali kapasitas mereka untuk bekerja. 
Pada masa lalu perjuangan itu adalah antara kaum pemilik budak dengan budak-budaknya; kemudian antara tuan-tuan feodal dengan hamba-hamba dan klas kapitalis yang mulai timbul; kini antara kaum kapitalis dengan kaum pekerja-upahan. 
Perjuangan kelas adalah “kekuatan pendorong yang langsung didalam sejarah proletariat, terutama perjuangan kelas antara borjuasi dengan proletariat, sebagai pengungkit yang kuat dari perubahan sosial modern”. Setiap perjuangan kelas adalah perjuangan politik”. 
Perjuangan kelas yang hakiki adalah perjuangan antara kelas-kelas ekonomi untuk menuju tampilnya masyarakat komunis.

PENGHISAPAN

Pemerasan oleh kaum pemilik alat-alat produksi atas nilai-lebih, atau kerja lebih, dari massa pekerja. “Kapital tidak menciptakan kerja lebih”; perbudakan dan feodalisme adalah juga sistem-sistem penghisapan.

DIKTATUR PROLETARIAT

Kekuasaan dengan kekerasan dari satu kelas atas kelas lainnya, atau atas kelas-kelas lainnya. 
Di negeri-negeri demokrasi kapitalis kita mengenal diktatur yang diselubungi dari pada kaum kapitalis; di negeri-negeri fasis, diktatur teror yang terang-terangan daripada kaum kapitalis besar. 
Diktatur Proletar adalah diktatur yang terang-terangan daripada proletariat (dengan bersekutu dengan kaum pekerja lainnya, golongan yang terbanyak sekali) atas golongan kecil bekas penghisap, yaitu kaum kapitalis dan kaum tuan tanah. 

LOMPEN–PROLETARIAT

Kaum proletar yang dipelihara oleh Negara atau badan amal partikulir, penjahat-penjahat dan orang-orang lain menjadi hina karena satu atau lain hal akibat keadaan-keadaan masyarakat kapitalis (tapi tidak satupun diantara yang disebut dimuka boleh dikelirukan dengan kaum buruh yang menganggur). 
Tentang kaum lompen-proletar ada dimuat didalam Manifes Partai Komunis pada bagian yang berikut: “Kelas yang berbahaja”, sampah masyarakat, massa bobrok yang pasif yang dilemparkan oleh lapisan-lapisan yang paling bawah didalam masyarakat lama, yang disana-sini bisa terseret kedalam gerakan oleh revolusi proletar; tetapi keadaan-keadaan hidupnya lebih jauh mempersiapkannya untuk melakukan peranan sebagai alat yang disuap untuk intrik reaksioner”.

PARTAI KOMUNIS

Partai proletariat; Partai Revolusi Proletar. Bentuk organisasi kelas buruh yang tertinggi. Ia adalah Partai pelopor yang memimpin dan menuntun perjuangan-perjuangan proletariat dan semua kaum pekerja untuk mencapai keadaan-keadaan yang lebih baik dan akhirnya untuk mencapai sosialisme. 
Ia adalah Partai politik kaum buruh sendiri yang bertentangan dengan semua partai lama yang didirikan oleh dan atau mengabdi kelas-kelas berpunya. 
Anggota-anggotanya terdiri dari kaum buruh yang paling ihhlas, militan, berani (dan juga dari kelas-kelas serta golongan-golongan lainnya didalam masyarakat) yang mengakui Partai Komunis sebagai kekuatan satu-satunya yang bisa mengorganisasi dan memimpin massa pekerja kearah kebebasan, 
“Partai harus menarik semua elemen-elemen yang terbaik dari kelas buruh, pengalaman mereka, jiwa revolusioner mereka, dan kebaktian mereka yang tak terhingga kepada proletariat”.

SENTRALISME-DEMOKRATIS

Prinsip organisasi Partai Komunis yang mengatur pemberian otoritas yang perlu dalam badan-badan pimpinan, dan praktek demokrasi yang tertinggi. 
Demokrasi dan sentralisasi merupakan suatu kesatuan dialektika; mereka saling nelengkapi; masing-masing memperkaya dan memperkuat lainnya dengan demikian menjamin efisiensi Partai yang se-maksimum-maksimumnya bagi peranannya sebagai pelopor. 
Dalam praktek Partai, Sentralisme Demokratis berarti bahwa: “Semua badan pimpinan Partai, dari atas sampai kebawah, harus dipilih; “Badan-badan Partai harus memberikan laporan pada waktu yang tertentu tentang aktivitasnya kepada organisasi Partainya yang bersangkutan; 
1) “Harus ada disiplin Partai yang keras dan minoritas harus tunduk kepada majoritas; 
2) “Semua putusan badan yang lebih tinggi secara mutlak harus mengikat bagi badan-badan bawahan dan semua anggota Partai”

Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: